
Keterangan: Foto Adalah Ilustrasi

PATI — Gelombang demonstrasi di Kabupaten Pati pada Rabu (13/8) menyisakan luka dan noda hitam bagi perjuangan rakyat. Seorang orator sekaligus tim kuasa hukum Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Tony, menjadi korban penganiayaan brutal oleh sekelompok preman di dalam kantor Kabupaten Pati.
Insiden ini terjadi setelah massa demonstran dipukul mundur dan Tony berjalan menuju gedung DPRD Pati. Menurut penuturan Tony, ia dijebak dengan dalih akan menyelamatkan rekan-rekannya yang ditahan polisi.
“Saya dijebak. Awalnya saya dipanggil Mas Fajar katanya ada teman yang ditahan di pendopo. Saya bergegas ke kantor Bupati. Begitu sampai di satu ruangan, tiba-tiba saya dibekap dari belakang dan langsung dihajar oleh sekitar 15 orang,” ungkap Tony dengan suara parau dari ranjang rumah sakit.
Ia disekap, dipukuli, bahkan diinjak-injak hingga tersungkur di lantai. Untungnya, nyawanya berhasil diselamatkan oleh seorang anggota TNI yang kebetulan melihat kejadian itu.
“Andaikan tidak diselamatkan oleh Bapak tentara tadi, mungkin saya sudah mati,” gumamnya. Saat ini, Tony masih dirawat intensif dengan luka di sekujur tubuhnya.
Demonstrasi besar-besaran yang menuntut Bupati Pati, Sudewo, untuk mundur ini merupakan puncak kekecewaan atas kepemimpinannya yang baru berjalan enam bulan.
Kebijakan-kebijakan kontroversial, seperti menaikkan pajak sebesar 250%, arogansi dalam memecat pegawai, serta dianggap tidak pro-rakyat, memicu kemarahan konstituennya sendiri. Sementara itu, koordinator lapangan demo, Teguh Istiyanto, mengungkapkan bahwa hingga saat ini masih ada lima orang rekannya yang ditahan di kantor bupati.
“Masih ada lima teman yang ditahan di pendopo dan akan kami upayakan dengan kuasa hukum,” tegas Teguh. LBH Teratai, yang memberikan bantuan hukum gratis kepada para demonstran, mengecam keras tindakan premanisme tersebut dan menduga bahwa para preman itu disewa oleh pihak Sudewo.
Peristiwa ini menjadi pengingat pahit tentang betapa rapuhnya kebebasan berpendapat di tengah kekuasaan, dan bagaimana perjuangan rakyat untuk keadilan bisa berujung pada kekerasan. (Red)














