Menu

Dark Mode
 

News

Meninggal Dunia Usai Sedot Lemak, Selebgram Medan Diduga Korban Malapraktik


Okta Vivilia (35) saat diwawancarai di Jalan Sei Batang Serangan, Kota Medan pada Jumat (26/7/2024). (KOMPAS.com/GOKLAS WISELY ) Perbesar

Okta Vivilia (35) saat diwawancarai di Jalan Sei Batang Serangan, Kota Medan pada Jumat (26/7/2024). (KOMPAS.com/GOKLAS WISELY )

BeritaTransformasi.com – Publik dikejutkan oleh kabar meninggalnya seorang selebgram perempuan asal Medan, Sumatra Utara, Ella Nanda Sari Hasibuan, setelah menjalani operasi sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di Beji, Depok, Jawa Barat. Kasus ini mencuat setelah viral di media sosial dan mendapat perhatian luas.

Operasi Sedot Lemak Berujung Maut

Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin (22/7/2024) lalu. Berdasarkan pendalaman sementara, operasi tersebut dilakukan oleh dokter berinisial A serta dua perawat berinisial K dan T. DIlansir dari CNN Indonesia, Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana menjelaskan bahwa operasi sedot lemak yang dilakukan terhadap lengan kanan dan kiri korban hanya berhasil di salah satu lengan.

“Yang satu lengan berhasil, tetapi pada lengan yang lain terjadi masalah. Pembuluh darahnya pecah sehingga mengakibatkan korban harus dirawat intensif dan meninggal dunia,” kata Arya kepada wartawan pada Minggu (28/7/2024).

Polisi Lakukan Penyelidikan

Meskipun keluarga korban belum membuat laporan resmi, polisi tetap melakukan penyelidikan mendalam. Dua orang saksi, yaitu dokter yang menangani korban serta suami dari pemilik klinik, telah diperiksa. Polisi juga membuka kemungkinan untuk melakukan ekshumasi guna memastikan penyebab kematian korban.

“Proses penyidikan tetap dilakukan meski keluarga tidak melaporkan. Jika terbukti ada malapraktik atau tindak pidana, kami akan lanjutkan penyelidikan,” tambah Arya.

Prosedur Medis yang Harus Diperhatikan

Dokter bedah plastik Rumah Sakit Universitas Indonesia, dr. Ruth Fitri Margareta Lumbuun, menjelaskan bahwa sedot lemak harus dilakukan dengan prosedur yang benar dan persiapan matang. Pasien harus melalui screening untuk menilai riwayat penyakit dan kesiapan tubuh sebelum operasi.

“Tindakan ini bukan untuk menurunkan berat badan, tapi untuk menghilangkan lemak berlebih di bagian tubuh tertentu,” jelas Ruth. Ia menambahkan bahwa persiapan yang matang, termasuk pemeriksaan lab dan konsultasi dengan dokter anestesi, dapat mengurangi risiko komplikasi.

Risiko Sedot Lemak

Dilansir dari media Kompas, Dokter spesialis bedah plastik, Dr. Teuku Adifitrian, atau yang akrab disapa Dokter Tompi, menjelaskan bahwa sedot lemak yang dilakukan dengan prosedur medis yang tidak benar dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti emboli. Emboli adalah kondisi di mana potongan lemak lepas dan menyumbat organ vital, yang bisa berujung pada kematian.

“Angka kematian akibat sedot lemak tergolong rendah jika prosedurnya sesuai standar medis,” jelas Tompi. Ia menekankan pentingnya menjalani prosedur sedot lemak di tempat tepercaya dengan dokter yang kompeten.

Penanganan Pasca-Operasi yang Tepat

Tompi juga menjelaskan bahwa manajemen pasca-operasi sangat penting untuk menghindari komplikasi. Risiko lain yang bisa terjadi adalah irreguleritas kulit, infeksi, dan seroma, yaitu penumpukan cairan di bawah kulit.

“Dengan persiapan yang baik dan penanganan pasca-operasi yang tepat, risiko komplikasi dapat diminimalisir,” tambah Tompi. (Stg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Sinergi Baru Kejaksaan Tinggi Jakarta dan Media: Langkah Tegas Patris Yusrian Jaya Bangun Penegakan Hukum Transparan

1 November 2024 - 17:33 WIB

H. Erwan Setiawan, Cawagub Jabar No.4, Disambut Meriah di Karawang: Sosok Pemimpin yang Dekat dengan Rakyat

31 October 2024 - 16:49 WIB

Polres Cimahi Sukses Bongkar Skema Korupsi Pegadaian: Mantan Kepala UPC Batujajar Ditahan

31 October 2024 - 11:03 WIB

Tersangka Kasus Korupsi Eksekusi Sita Uang PT Pertamina Ditahan Kejati DKI Jakarta

30 October 2024 - 18:50 WIB

Pameran Buku PT Kanisius di Paroki Santo Fransiskus Xaverius: Menumbuhkan Cinta Baca Umat Katolik Lewat Literatur Rohani

25 October 2024 - 17:25 WIB

Trending on Daerah