BeritaTransformasi.com -102 Kementerian Kesehatan Brasil telah mengonfirmasi kematian pertama di dunia akibat virus Oropouche pada Kamis (25/7/2024). Dua wanita berusia di bawah 30 tahun dari negara bagian Bahia, timur laut Brasil, menjadi korban dari virus ini. Kedua pasien menunjukkan gejala yang mirip dengan demam berdarah yang parah.
Penyelidikan Lebih Lanjut dan Peringatan PAHO
Brasil saat ini sedang menyelidiki kemungkinan penularan OROV dari ibu hamil ke anak. Sebelumnya, selama wabah di Manaus pada 1980-1981, infeksi OROV diamati pada sembilan wanita hamil, dua di antaranya mengalami keguguran.
Demam Oropouche pertama kali terdeteksi di Brasil pada tahun 1960, dan sejak itu, kasus-kasus lainnya telah tercatat, terutama di wilayah Amazon dan negara-negara Amerika Latin lainnya. Hingga Juli 2024, Brasil telah melaporkan 7.236 kasus. Pada Juli tahun ini, Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) mengeluarkan peringatan epidemiologi terkait peningkatan kasus virus Oropouche (OROV) yang dilaporkan di lima negara di Kawasan Amerika: Brasil, Bolivia, Peru, Kuba, dan Kolombia.
Penyebaran dan Gejala Virus Oropouche
Virus Oropouche (OROV) adalah arbovirus dari famili Peribunyaviridae, pertama kali terdeteksi pada tahun 1955 di dekat Sungai Oropouche di Trinidad. Oropouche ditularkan melalui vektor, terutama gigitan agas (Culicoides paraensis) dan nyamuk Culex quinquefasciatus. Penyakit ini menyebar antarmanusia melalui serangga tersebut. Gejala Oropouche meliputi demam mendadak, sakit kepala, sendi kaku, nyeri, dan dalam beberapa kasus, fotofobia, diplopia (penglihatan ganda), mual, dan muntah terus-menerus.
Laporan Kasus dan Tanggapan Epidemiologi
Pada awal Maret 2024, Peru telah melaporkan 146 kasus, jumlah tertinggi sejak negara itu mencatat kasus pertamanya tahun 2016. Infeksi terbaru dilaporkan di departemen Loreto, Ucayali, dan Madre de Dios, semuanya di bagian timur, yang berbatasan dengan wilayah terdampak di Brasil.
Brasil mencatat kematian pertama di dunia akibat virus Oropouche. Penyakit ini disebarkan oleh gigitan nyamuk dan lalat yang terinfeksi virus. Dua wanita meninggal di Bahia pada hari Kamis akibat virus tersebut. Keduanya berusia di bawah 30 tahun dan tak memiliki riwayat penyakit komorbid. “Pasien memiliki tanda dan gejala yang mirip dengan kasus demam berdarah dengue yang parah,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Potensi Wabah di Wilayah Lain
Seperti dilansir dari laman detik.com, Pakar epidemiologi Dicky Budiman mengatakan bahwa virus Oropouche sebenarnya bukan penyakit baru dan sudah teridentifikasi sejak 1995. Virus ini tersebar di negara-negara Amerika Latin dan kini sedang mewabah di Brasil hingga Peru. “Potensi mewabah ini ada di negara-negara tropis lain di ASEAN dan Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang dekat dengan habitat liar atau di hutan, perkampungan, daerah tinggi nyamuk,” sebut dia.
Pencegahan dan Tindakan Suportif
Saat ini, tidak ada pengobatan khusus atau antivirus yang tersedia untuk virus Oropouche. Pengobatan yang tersedia bersifat suportif, seperti istirahat, pemberian cairan, dan obat pereda nyeri. Langkah pencegahan meliputi penggunaan kelambu berjaring halus, pakaian yang menutupi tubuh, dan obat nyamuk dengan kandungan DEET, IR3535, atau icaridin. Para pengunjung yang bepergian ke daerah yang terkena dampak disarankan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan menghindari gigitan serangga.
Studi dan Ancaman Potensial
Berdasarkan penelitian Molecular Epidemiology of Oropouche Virus, Brasil-PMC tahun 2011, Oropouche Virus adalah penyebab demam Oropouche. Virus ini adalah arbovirus yang menyebar luas di Amerika Selatan dengan lebih dari 30 epidemi dilaporkan di Brasil dan negara-negara Amerika Latin lainnya antara tahun 1960–2009. Analisis molekuler menunjukkan bahwa OROV telah ada di Brasil sekitar 223 tahun yang lalu dan memiliki beberapa genotipe, di mana genotipe I adalah yang paling dominan dan bertanggung jawab atas penyebaran virus. Ada setidaknya tiga genotipe OROV yang dikenal, dan studi menunjukkan kemungkinan penyebaran genotipe baru ke daerah yang lebih padat penduduk di Brasil tenggara.
Peringatan dan Harapan
Virus Oropouche menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di Brasil. Dengan lebih dari 7.000 orang terinfeksi pada tahun 2024, hal ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi masyarakat dan pemerintah Brasil karena penyebarannya yang cepat dan gejala yang ditimbulkannya. Otoritas kesehatan Brasil terus memantau situasi dan berupaya meningkatkan surveilans serta pemantauan di pintu kedatangan.